Tahfidz Al-Qur’an adalah salah satu kegiatan yang seringkali menimbulkan berbagai mitos di masyarakat. Banyak orang percaya bahwa hanya orang-orang tertentu yang bisa menekuni tahfidz Al-Qur’an, padahal sebenarnya siapapun bisa melakukan tahfidz asalkan memiliki niat yang tulus dan tekad yang kuat.
Menyibak mitos seputar tahfidz Al-Qur’an penting dilakukan agar masyarakat bisa memahami fakta yang sebenarnya. Salah satu mitos yang sering muncul adalah bahwa tahfidz Al-Qur’an hanya cocok untuk anak-anak. Padahal, Dr. Ali bin Abdullah Al-Baqami, seorang pakar agama dari Arab Saudi, mengatakan bahwa tahfidz Al-Qur’an tidak mengenal usia. Siapapun, baik tua maupun muda, bisa mempelajari Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh.
Selain itu, mitos lain yang perlu dipecahkan adalah anggapan bahwa tahfidz Al-Qur’an hanya untuk mereka yang memiliki kemampuan hafalan yang superior. Menurut Ustadz Abdul Somad, seorang ulama ternama di Indonesia, kemampuan hafalan Al-Qur’an bisa diasah melalui latihan dan kesungguhan. “Tahfidz Al-Qur’an bukanlah soal bakat, tapi soal kesabaran dan tekad,” ujarnya.
Tahfidz Al-Qur’an juga sering dikaitkan dengan mitos bahwa hanya orang-orang dari keluarga terpandang atau kaya yang bisa menekuninya. Padahal, menurut Ustadz Yusuf Mansur, seorang pengusaha sukses yang juga hafidz Al-Qur’an, niat dan tekad yang kuat jauh lebih penting daripada status sosial atau kekayaan. “Al-Qur’an adalah milik semua orang, tak peduli dari mana asalnya,” katanya.
Dengan menyibak mitos seputar tahfidz Al-Qur’an, diharapkan masyarakat bisa lebih terbuka untuk memahami fakta yang sebenarnya. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mempelajari Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, “Barangsiapa menghafal Al-Qur’an, maka ia akan dihormati di dunia dan di akhirat.” Jadi, jangan biarkan mitos-mitos menghalangi kita untuk mengejar keberkahan dengan menghafal Al-Qur’an.