Pendidikan Islam merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan masyarakat yang beradab. Namun, di era digital seperti sekarang ini, tantangan dalam membangun pendidikan Islam yang inklusif dan toleran semakin kompleks. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai pengaruh dari media sosial dan teknologi yang dapat memengaruhi pemahaman agama dan toleransi antar umat beragama.
Menurut Din Syamsuddin, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), “Pendidikan Islam yang inklusif dan toleran harus mampu menyatukan perbedaan dan membangun kerjasama antar umat beragama. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya konflik dan meningkatkan perdamaian di masyarakat.”
Dalam konteks pendidikan Islam di era digital, Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Menurutnya, “Pendidikan Islam yang inklusif harus mampu mengakomodasi perkembangan teknologi agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan interaktif.”
Namun, tantangan yang dihadapi dalam membangun pendidikan Islam yang inklusif dan toleran di era digital tidak bisa dianggap enteng. Menurut Dr. H. Nur Kholis Setiawan, M.Pd., Ketua Umum Persatuan Guru Agama Indonesia (PERSAGI), “Pendidikan Islam harus mampu menghadapi berbagai tantangan di era digital, seperti penyebaran informasi yang tidak valid dan radikalisme yang dapat merusak kerukunan antar umat beragama.”
Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangatlah penting dalam upaya membangun pendidikan Islam yang inklusif dan toleran di era digital. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, “Pendidikan Islam yang inklusif dan toleran adalah kunci bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan damai.”
Dengan kesadaran akan pentingnya membangun pendidikan Islam yang inklusif dan toleran di era digital, diharapkan mampu menciptakan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu menjaga kerukunan antar umat beragama. Sehingga, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam membangun masyarakat yang harmonis dan damai.